Advertise

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Sabtu, 25 Juli 2015

Apakah Penentangan Terhadap Ahmadiyah, Sebagai Konspirasi Global?

0 komentar
Penentangan terhadap ahmadiyah tidak lebih dari skenario konspirasi internasional kaum orientalis barat yang tidak menginginkan Islam menjadi suatu kekuatan besar dunia.
Sebagaimana diketahui terdapat 3 kekuatan Islam di dunia, yaitu Sunni, Syiah dan Ahmadiyah (3 kelompok kekuatan mainstream Islam yang besar secara internasional).    

"Kaum Barat" telah berhasil memporak porandakan Sunni dan Syiah shgga 2 (dua) kelompok Islam tersebut tidak habis habisnya selalu bertikai. Namun tidak dengan Ahmadiyah yang tidak memiliki orientasi politik dan kekuasaan dalam strategi dakwahnya. Ahmadiyah tidak pernah terprovokasi untuk membalas setiap serangan sesuai dengan motto "Love for All, hatred for none".

Islam yang selalu mengedepankan kedamaian. Hal inilah yang membuat "kaum barat" mempunyai cara lain untuk menghambat laju perkembangan Ahmadiyah di seluruh dunia. Setidaknya ada 3 hal yang membuat Ahmadiyah harus di hambat.

1. Sistem Khilafat, sejarah mencatat sistem Khilafat yang membuat Islam bertumbuh pesat di jaman awalin dan saat ini hanya Ahmadiyah yang mengusung sistem Khilafat dalam dakwahnya.
2. Militansi anggotanya yang membuat ahmadiyah bisa berkembang di hampir seluruh negara negara di dunia. 

3. Sistem Keuangan yang transparan dan akuntabel dengan pola infaq shadaqoh, yang memungkinkan menghapus sistem riba di masa depan.                                       

Bagaimana mereka menghambat perkembangan Ahmadiyah?? Salah satunya Mereka berkonspirasi dengan Saudi Arabiyah.

Setidaknya ada 3 alasan mereka berkonspirasi dengan Saudi Arabiah ;
1. Saudi Arabiah merupakan poros Islam dunia sebagai tempat qiblat kaum muslimin dunia, sehingga dengan fatwa yang berasal dari Arab Saudi diharapkan diikuti oleh umat muslim lainnya. 

2. Ambisi Saudi Arabiah (kaum wahabi) untuk menjadi pimpinan Islam dunia. 

3. Saudi Arabiah, merupakan negara yang sangat setia kepada dunia barat, sejarah mencatat negara Saudi Arabiah merupakan bentukan tentara sekutu yang bersama "kaum wahabi" (telah berhasil menggulingkan "Bani Hasyim" sang penjaga kota suci Makkah dn Madinah terakhir dari suku Quraish), yang kemudian dibuat Perjanjian Jeddah tahun 1925 antara "kaum wahabi" Saud bin abdul Wahab dengan tentara sekutu (yang setelah perjanjian itu sebagai kompensasi pendirian kerajaan Saudi Arabiah masuk british oil, aramco dll untuk mengelola hasil alam minyaknya). 

Sebelum tentara sekutu menginfiltrasi jazirah Arab, kaum wahabi tinggal terasing di gurun gurun dan kemudian dipersenjatai oleh tentara sekutu untuk menggulingkan Bani Hasyim (melalui perjanjian Darrin tahun 1917). Alasan itulah yang membuat Saudi Arabiah dipilih untuk menghambat Ahmadiyah (terbukti terbongkarnya dokumen oleh wikileaks bhw Arab Saudi berada di belakang aksi anti ahmadiyah di indonesia).                                                             

Puncaknya tahun 1970-an, mereka membuat skenario untuk mengadakan konferensi OKI di Kota Makkah tahun 1974. Melalui 3 org deklaratornya yaitu Pangeran Faisal, Idi Amin dn Ali Butho, mereka merencanakan salah satu butir kesepakatan konferensi OKI tersebut adalah Me-non Muslim-kan Ahmadiyah. Namun hal itu gagal disepakati karena banyak negara yang tidak setuju adanya butir kesepakatan itu (termasuk wakil Indonesia Bpk Adam Malik yang tdk setuju). Pada akhirnya 3 deklarator tsb terkena Azab dari Allah, mati secara mengenaskan (naudzubillah).              

Butir kesepakatan "Me-non Muslim-kan" Ahmadiyah yang gagal disahkan pada Konferensi Oki tsb kemudian secara sepihak dijadikan "Fatwa" oleh Majelis Ulama Saudi Arabiyah "Rabitha Alam Islamy", yang sampai saat ini dijadikan rujukan oleh negara2 di seluruh dunia untuk menghambat Ahmadiyah. (Namun sayang negara negara yang menjadikan  Fatwa ini sebagai dasar Me-non muslim-kan Ahmadiyah tidak menyadari skenario konspirasi Internasional di balik semua ini), mereka hanya melihat Saudi Arabiyah sebagai Poros Islam dan semua produk Fatwa dari Saudi Arabiyah merupakan Produk yang Islami tanpa tabayun dan mempelajari terlebih dahulu).

Dan bagi Indonesia dapat menilai bahwa selain bocoran dari wikileaks yang menyebutkan Saudi Arabiyah di belakang yang anti ahmadiyah, kaum ulama yang menentang Ahmadiyah pun berlatar belakang Arab Saudi (mantan menag SDA, Habib rizieq dll).  

Saat ini, setelah upaya menghambat Ahmadiyah "masih gagal", mereka kemudian menciptakan sistem ke-Khilafatan tandingan "ISIS" yang tujuannya adalah menciptakan image ke seluruh dunia bahwa Sistem Khilafah yang didambakan oleh umat muslim dunia utk penciptaan kemenangan Islam adalah berdarah darah, penuh radikalisme sehingga tidak ada kesan postif tentang citra Khalifah tersebut, yang diharapkan oleh mereka berdampak pula terhadap image dunia kepada Sistem Ke-Khalifaan yang sedang di jalankan oleh Ahmadiyah sehingga mereka pun berharap dunia juga antipati terhadap sistem ke-Khalifaan Ahmadiyah.

Allahumma dih Kaumi fa innahum laa ya'lamun..
Wallahu alam bissawab.

oleh Yadi S.W

Leave a Reply

 
Ahmadiyahjabar © 2014 | Designed By Blogger Templates