Advertise

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Rabu, 29 Juli 2015

Pentingnya Shalat Jumat Untuk Umat Muslim, Sehingga Harus Meninggalkan Jual Beli

0 komentar
Pentingnya Shalat Jumat Untuk Umat Muslim, Sehingga Harus Meninggalkan Jual Beli.
PENTINGNYA SHALAT JUMAT.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاةِ مِنْ يَوْمِ
الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ
ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ () فَإِذَا قُضِيَتِ
الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ
وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ ()

"Hai, orang-orang yang beriman ! Apabila dipanggil untuk Shalat pada"
hari Jumat. maka bersegeralah untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah
jual-beli. Hal demikian adalah lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui. Dan, apabila telah diselesaikan Shalat, maka bertebaranlah
kamu di bumi dan carilah karunia Allah, dan ingatlah kepada Allah
banyak-banyak, supaya kamu mendapat kebahagiaan. [Al-Jumua'ah,
62:10-11].

Bulan Ramadhan segera berakhir. Di beberapa tempat, hari ini adalah
hari terakhir berpuasa sementara di tempat lainnya, besok baru
merupakan hari terakhir berpuasa. Dan dengan demikian bilangan hari
berpuasa akan terpenuhi. Banyak di antara kita telah meraih karunia
dalam bulan Ramadhan dan telah merasakan pengalaman kerohanian yang
baru. Sekarang, doa dan usaha hendaklah dilakukan untuk menjadikan
pengalaman kerohanian ini bagian dari kehidupan kita dan segala
langkah yang diambil menuju Allah Ta'ala selama bulan Ramadhan
hendaklah tidak cukup berhenti di situ saja melainkan senantiasa terus
maju dan berkembang. 

Semoga setiap langkah kita dapat menarik
keberkatan-Nya yang tak terbatas. Sekarang adalah hari Jumat, suatu hari dimana kebanyakan kita secara dawam menunaikan Shalat Jumat namun ada juga banyak orang yang hanya
mementingkan Shalat Jumat terakhir dalam bulan Ramadhan. 

Jemaat kita sedang berkembang di seluruh dunia dan orang-orang dari berbagai
lapisan masyarakat sedang masuk ke dalam Jemaat serta amalan mereka
sebelumnya meninggalkan sebuah kesan. Akan ada beberapa orang yang
akan memberikan perhatian khusus kepada Jumat terakhir di bulan
Ramadhan serta menganggap bahwa menghadiri Shalat Jumat pada hari
Jumat terakhir di bulan Ramadhan ini yang disebut Jumatul Wida (Jumat
Perpisahan/terakhir, konsep non Ahmadi). 

Akan menjadi sarana memperoleh keselamatan dari segala dosa sepanjang tahun dan mungkin
dengan melaksanakan Shalat Jumat pada kesempatan ini akan memenuhi
segala kewajibannya sepanjang tahun. Meskipun hanya ada segelintir orang yang beranggapan demikian, saya (Hadhrat khalifatul masih v) tetap mengingatkan mereka bahwa
menghadiri Shalat Jumat pada kesempatan seperti ini tidaklah berarti
telah memenuhi tujuan hidup kita.  

Hal ini jelas terlihat dari sabda Hadhrat Rasulullah saw bahwa hanya menghadiri Shalat Jumat terakhir dalam bulan Ramadhan bukanlah sumber keselamatan kita. Para generasi
muda kita dan mereka yang lalai menghadiri Shalat Jumat hendaknya
senantiasa mengingat bahwa mungkin ada suatu konsep Jumatul Wida di
kalangan non-Ahmadi namun sesuai dengan ajaran-Nya dan Hadhrat
Rasulullah saw, para Ahmadi hendaknya tidak memegang konsep seperti
ini. 

Memang, jika seseorang menghadiri Shalat Jumat pada kesempatan
ini dengan perhatian khusus dan fokus untuk membersihkan dirinya dari
segala kelemahan sejak hari ini, maka barulah hari ini dan Jumat ini
menjadi sangat berarti. Kesempatan untuk menciptakan perubahan suci
ini akan menjadi Lailatul Qadr baginya; dimana ia akan masuk ke dalam
cahaya setelah kegelapan malam. 

Sebagaimana yang dijelaskan pada Khutbah Jumat yang lalu, Hadhrat Masih Mau'ud as menguraikan bahwa Lailatul Qadr juga merupakan saat pensucian bagi seseorang ketika ia
berpaling kepada Allah Ta'ala.

Ayat yang disebutkan di atas menjelaskan bahwa Allah Ta'ala telah
menekankan untuk menghadiri Shalat Jumat dengan ketakwaan dan
mengesampingkan hal-hal lainnya. Tidak ada disebutkan secara khusus
tentang Shalat Jumat di bulan Ramadhan atau bahkan tentang Shalat
Jumat terakhir di bulan Ramadhan. 

Bahkan, pentingnya Shalat Jumat disebutkan tanpa pengecualian dan dikatakan untuk meninggalkan segala bisnis pada hari tersebut dan menghadiri Shalat Jumat seraya
menekankan bahwa menghadiri Shalat Jumat merupakan suatu aspek penting
dalam keimanan. 

Mereka yang tidak menghadiri Shalat Jumat tanpa adanya
suatu alasan yang dapat diterima hendaknya memikirkan keimanan mereka.
Mereka yang terlambat untuk melaksanakan Shalat Jumat pun hendaknya
memikirkan hal ini. Mereka hendaknya menyelesaikan pekerjaan mereka di
waktu yang tepat sehingga dapat menghadiri Shalat Jumat.

Setiap orang mengetahui waktu-waktu shalat. Di negara-negara eropa,
orang-orang hendaknya menyisihkan waktu untuk perjalanan dan sadar
akan kemacetan dan waktu yang dibutuhkan untuk parkir mobil. Hadhrat
Rasulullah saw bersabda bahwa mereka yang pertama menghadiri Shalat
Jumat layak memperoleh banyak pahala. 

Beliau saw bersabda bahwa pada hari Jumat, para malaikat berdiri di setiap pintu mesjid dan menulis
nama-nama mereka yang datang pertama kali ke mesjid di bagian teratas
penghisaban serta mempersiapkan suatu daftar mereka yang datang ke
mesjid hingga saat imam selesai menyampaikan khutbahnya. 

Ini juga merupakan saat ketika para malaikat menutup daftarnya. Setiap orang
yang datang ke mesjid untuk mengingat Allah dapat meraih pahala.
Hadhrat Rasulullah saw secara khusus memberikan peringatan terhadap
yang tidak memberikan perhatian untuk melaksanakan Shalat Jumat.

Beliau saw juga bersabda bahwa barangsiapa yang secara sengaja
meninggalkan Shalat Jumat 3 kali, maka Allah Ta'ala telah mengunci
mata hatinya. Dengan demikian, tidaklah Allah Ta'ala di dalam Al-Quran dan tidak
pula Hadhrat Rasulullah saw memberikan penekanan pada Shalat Jumat
terakhir pada bulan Ramadhan. 

Bahkan, semua Shalat Jumat merupakan hal yang penting diperhatikan. Hadhrat Rasulullah saw bersabda bahwa Allah Ta'ala telah menjadikan Jumat sebagai Ied bagi kalian. Hendaknya
kalian membersihkan diri serta mempersiapkan diri pada hari tersebut. Hal ini menuntut agar kita meninggalkan segala sesuatunya pada hari.

tersebut dan berangkat ke mesjid. Hadis-hadis juga menunjukan bahwa
Shalat Jumat merupakan kewajiban setiap orang mukmin untuk
meningkatkan standar keimanan mereka. Begitu pula disebutkan berkenaan
dengan segala aspek negatif dari seseorang yang lalai terhadap hal
ini. Mereka perlu memberikan perhatian khusus terhadap hal ini dan
hendaknya mereka senantiasa mengintrospeksi diri berkenaan dengan hal
ini.

Islam bukanlah agama yang hanya menunjukan kekerasan; tidak hanya
tentang peringatan. Pada dasarnya, jika ada suatu alasan khusus maka
barulah seseorang boleh meninggalkan Shalat Jumat. Akan tetapi,
meninggalkannya tanpa suatu alasan tidak diizinkan. Hadhrat Rasulullah
saw bersabda bahwa Shalat Jumat merupakan kewajiban setiap muslim
dengan pengecualian bagi para budak, wanita, anak-anak dan orang
sakit.

Jika para wanita pergi ke mesjid untuk menghadiri Shalat Jumat,
maka itu merupakan suatu perbuatan yang baik namun bukanlah menjadi
suatu kewajiban bagi mereka. Beberapa wanita datang dengan anak-anak
mereka yang masih kecil yang dapat membuat kegaduhan. Para ibu yang
masih muda hendaknya tidak datang ke mesjid dengan anak-anak mereka
yang masih kecil karena mereka dapat mengganggu orang lain yang sedang
melaksanakan Shalat Jumat. 

Dan beberapa wanita yang sedang berhalangan
hendaknya tidak menghadiri Shalat Jumat. Memang, hanya menghadiri
Shalat Ied yang menjadi kewajiban bagi mereka bahkan bagi yang tidak
sedang melakukan Shalat pada hari tersebut.

Begitu pula para budak harus tunduk kepada majikannya. Pada dasarnya,
tidak ada seorang pun yang diperbudak pada hari-hari tersebut. Para
pekerja tidak termasuk ke dalam klasifikasi demikian terlepas dari
beberapa kasus tertentu dimana para majikan tidak mengizinkan mereka
untuk pergi dan tidak ada lagi sarana untuk mendapatkan rezeki serta
mengakibatkan bahaya kelaparan. Ini merupakan kondisi yang kritis.
Bagaimanapun juga, kondisi tersebut tidaklah umum terjadi jika para
majikan diberikan pemahaman agar mereka dapat memberikan izin pada
setiap hari Jumat. 

Banyak Ahmadi telah meninggalkan pekerjaanya dimana
mereka tidak memperoleh izin pada hari Jumat dan bahkan telah
memperoleh pekerjaan yang lebih baik dengan karunia Allah Ta'ala.
Hadhrat Rasulullah saw telah membawa hukum agama terakhir yang
paripurna dan lengkap. Beliau saw ingin melihat setiap pengikutnya
dengan standar kerohanian yang sangat tinggi. Beliau saw menekankan
bagaimana untuk menghindari dosa, bagaimana untuk meraih kedekatan
dengan Allah Ta'ala dan bagaimana untuk memenuhi tujuan hidup kita.
Hadhrat Rasulullah saw bersabda bahwa suatu Shalat hingga Shalat
berikutnya, suatu Jumat hingga Jumat berikutnya dan suatu Ramadhan
hingga Ramadhan berikutnya menjadi sarana penebusan dosa bagi
seseorang selama ia senantiasa menghindari dosa-dosa besar. 

Seseorang yang melaksanakan Shalat dan yang senantiasa memperhatikan Shalat
berikutnya yang ia harus terus laksanakan tidak akan terlibat dalam
hal yang penuh dosa dan tak wajar atau sesuatu yang akan merugikan
orang lain. Dan jika ia melakukannya, berarti Shalatnya bukanlah
Shalat yang sejati dan ia sedang melakukan dosa besar. Ia tidak
mendirikan Shalat bagi Allah Ta'ala serta tidak melakukannya dengan
mengingat dosa-dosanya. Shalat orang-orang seperti ini mengakibatkan
kehancurannya serta akan menimpa kembali kepada mereka sebagaimana
yang Al-Quran jelaskan.

Sebagaimana perhatian kita ditarik kepada kewajiban untuk melaksanakan
Shalat lima waktu, demikian pula perhatian kita juga ditarik kepada
Shalat Jumat. Ketakwaan yang diraih dengan menghadiri Shalat Jumat
hendaknya dijaga hingga Shalat Jumat berikutnya. Dalam situasi seperti
itu, suatu Jumat hingga Jumat berikutnya akan melepaskan seseorang
dari dosa dan menjadi sumber memperoleh ampunan-Nya.

Dengan demikian, pentingnya setiap Shalat Jumat pun disampaikan sebagaimana pentingnya
Ramadhan juga dinyatakan. Sungguh penting untuk memenuhi kewajiban
Shalat dan begitu pula penting untuk memenuhi kewajiban Shalat Jumat
dan kewajiban Ramadhan. Meraih karunia dengan melaksanakan semua hal
ini dengan kondisi tertentu senantiasa menyelamatkan seseorang dari
dosa dan meningkatkan ketakwaan. 

Dengan demikian, Allah Ta'ala memberikan kita bimbingan hidup setiap hari, setiap bulan dan setiap
tahun bagi reformasi kerohanian kita. Seseorang yang melampaui derajat
ini akan dianugerahi ampunan-Nya. Allah Ta'ala telah menempatkan Ramadhan sebagai sarana untuk
menciptakan perbaikan kerohanian di setiap tahun dan tidak hanya
terbatas pada Jumatul Wida saja. Karena untuk mencari karunia hari
Jumat, Hadhrat Rasulullah saw bersabda bahwa setiap Jumat merupakan
karunia dan sarana untuk memperoleh ampunan. 

Setiap Jumat hendaknya menjadi saksi di hadapan Allah Ta'ala bahwa seseorang melewati
hari-hari dengan rasa takut pada Allah Ta'ala dan tidak melakukan
hal-hal yang tidak diridhai Allah Ta'ala secara sengaja. Barulah
setiap Jumat akan menjadi saksi bahwa orang ini senantiasa berusaha
melewati hidupnya dengan rasa takut pada-Nya. 

Begitu pula, jika Shalat 5 waktu dilaksanakan untuk mencari keridhaan-Nya, mereka akan menjadi
saksi untuk mendukung kita dan hal tersebut sama dengan berpuasa
selama bulan Ramadhan. Inilah yang dimaksud dengan penebusan dosa
bahwa segala ibadah memberikan saksi untuk mendukung kita dan menjadi
sarana untuk memperoleh ampunan-Nya.

Seraya menyebutkan keindahan dan keutamaan hari Jumat, Hadhrat
Rasulullah saw bersabda bahwa hari Jumat merupakan hari terbaik di
antara hari-hari lainnya. Sampaikanlah shalawat sedalam-dalamnya pada
hari ini; shalawat yang disampaikan pada hari ini akan dipersembahkan
kepadaku. Tentu ini pun keberkatan hari Jumat lainnya. Tidak ada
disebutkan dimana pun bahwa shalawat yang disampaikan pada hari Jumat
terakhir di bulan Ramadhan ini akan dipersembahkan kepadaku.
Beruntunglah mereka yang meraih manfaat dari karunia ini.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَءَالِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى ءَالِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ
مَّجِيْدٌ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى ءَالِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمِ عَلَى ءَالِ إِبْرَاهِيْمِ إِنَّكَ
حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
Wahai Allah ! pada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad saw kirimlah
salam sejahtera, sebagaimana Engkau telah mengirim kesejahteraan pada
Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Engkau maha terpuji dan Maha mulia.
Wahai Allah ! berkatilah pada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad
sebagaimana Engkau telah memberkati pada Ibrahim dan kepada keluarga
Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha terpuji maha mulia.
Setiap orang hendaknya berusaha mencari keberkatan hari Jumat ini.
Allah Ta'ala menyatakan bahwa penuhilah kewajiban pada hari Jumat
seraya memperhatikan keutamaannya dan mengesampingkan segala
perjanjian dan urusan bisnis lainnya. 

Hal ini akan memberikan kalian faedah kerohanian. Kemudian untuk meraih faedah duniawi, maka
kembalilah kepada perjanjian dan urusan bisnis kalian setelah Shalat
dan carilah keberkatan-Nya. Sungguh, Allah Ta'ala akan memberkati
bisnis kalian. Hal ini menjelaskan kepada kita bahwa sungguh Allah
Ta'ala lah yang senantiasa memberkati segala hal. Jika sedikit
pengorbanan waktu diberikan karena Allah Ta'ala pada hari Jumat, Dia
akan memberkati bisnis kalian. Dia memiliki segala kekuatan dan
memperbaiki segalanya. Dia akan memperbaiki kerugian serta akan
memberkatinya. Dengan demikian bagi seorang mukmin sejati yang
memperoleh rezeki juga merupakan keberkatan dari Allah Ta'ala.
Bekerjalah dengan keras untuk urusan bisnis kalian setelah Shalat
Jumat dan begitu pula ketika mengingat Allah Ta'ala dan melakukan
urusan duniawi kalian sesuai dengan kehendak ilahi.

Hendaknya tidak ada satu hal pun yang kalian lakukan yang bertentangan dengan kehendak
ilahi karena hal itu akan mengesampingkan dzikir ilahi. Sebagaimana
yang disebutkan pada Khutbah Jumat yang lalu, hendaknya kita sadar
bahwa apapun yang kita lakukan, Allah Ta'ala senantiasa melihat kita.
Hal ini akan memenuhi kewajiban untuk mengingat-Nya serta kewajiban
terhadap tanggung jawab kita.

Perhatian khusus perlu diberikan bahwa kita meninggalkan ibadah
Ramadhan baik hari ini maupun besok bukan berarti kita meninggalkan
ibadah Shalat Jumat. Jumat selanjutnya akan menjadi penting seperti
Jumat pada hari ini. Sementara itu, hendaknya kita berusaha untuk
menghilangkan kelemahan kita. Dengan demikian, kita akan mengucapkan
selamat tinggal terhadap kelemahan kita namun bukan mengucapkan
selamat tinggal terhadap hari Jumat! Kita hendaknya tidak berfikir
untuk mengucapkan selamat tinggal terhadap hari Jumat dan tidak pula
terhadap Ramadhan. Pikiran seperti itu akan membawa kita jauh dari
tujuan penciptaan kita. 

Dan seseorang yang jauh dari tujuan
penciptaannya berarti jauh dari ketakwaan dan seseorang yang jauh dari
ketakwaan tidak dapat meraih keberkatan Allah Ta'ala. Seolah-olah kita
sendiri membuang-buang sesuatu yang telah kita coba raih selama bulan
Ramadhan dan akan kosong dari kesuksesan dan kemakmuran yang telah
Allah Ta'ala janjikan dengan datangnya Ramadhan.

Allah Ta'ala telah berfirman bahwa akibat dari berpuasa di bulan
Ramadhan adalah tumbuhnya ketakwaan. Pada hari ini, kita perlu
merenungkan apakah kita telah meraih hal ini atau belum atau paling
tidak apakah kita telah mengambil langkah ke arah itu. Apakah kita
telah berjanji untuk tetap kokoh terhadap apapun yang kita raih selama
Ramadhan dan apakah kita akan berupaya semakin jauh untuk
meningkatkannya.

Hadhrat Masih Mau'ud as bersabda bahwa bacalah Al-Quran lagi dan lagi
dan buatlah daftar mengenai apa-apa yang dilarangnya. kemudian
berusahalah dengan pertolongan ilahi dan karunia-Nya untuk menghindari
segala penyakit rohani. Ini merupakan tahapan pertama ketakwaan. Hanya
ini saja tidaklah cukup untuk meraih keridhaan ilahi. Memang,
keburukan hendaknya dihindari dan digantikan dengan amalan baik; tidak
akan ada ketulusan tanpa hal ini. 

Seseorang yang bangga bahwa ia tidak melakukan suatu keburukan apapun merupakan seorang yang bodoh. Islam tidak membawa manusia ke tahapan ini dan kemudian berhenti; pada
dasarnya, ketakwaan tersebut menginginkan manusia untuk memenuhi
keduanya, yakni, secara sempurna meninggalkan keburukan dan
mengamalkan kebaikan dengan ketulusan yang sempurna. 

Keselamatan tidak dapat diraih tanpa kedua aspek ini. Ramadhan ini, Jumat ini dan ibadah kita hendaknya membuat kita sadar bahwa sementara kita telah meninggalkan keburukan sebagai tahapan
pertama ketakwaan, kita juga harus naik ke tahapan ketakwaan selanjutnya dan memenuhi segala amalan baik dengan ketulusan yang sempurna. 

Hendaknya kita tidak merasa bangga bahwa kita telah dawam dalam Shalat namun setelah Shalat, kita mulai mengkritik orang lain atau membicarakan masalah-masalah yang tidak ada kaitannya dengan ketakwaan. Jika begitu, kita bahkan tidak akan sampai ke tahapan
pertama ketakwaan! Hadhrat Rasulullah saw bersabda bahwa ada suatu masa dalam hari Jumat
dimana doa akan diterima. 

Kita hendaknya secara khusus berdoa agar kita meninggalkan Ramadhan ini dengan secara utuh melepaskan segala keburukan dan melakukan amal shaleh dengan ketulusan dan sepenuhnya
berjalan di atas ketakwaan. Semoga kita dapat memenuhi tujuan kedatangan Hadhrat Masih Mau'ud as dan membawa ajaran Islam yang indah ke seluruh pelosok dunia serta menyampaikan kepada mereka bahwa Islam merupakan satu-satunya agama yang menghubungan manusia dengan Tuhan
Yang maha Hidup dan inilah agama yang menarik perhatian kita terhadap cara yang terbaik bagaimana saling memenuhi hak-hak orang lain.

Semoga Allah Ta'ala memungkinkan kita untuk melakukan hal ini! Semoga
Allah Ta'ala menghilangkan beban para Ahmadi yang dilanda kesulitan
dan semoga Dia menghilangkan kekhawatiran mereka. Semoga Allah Ta'ala
memungkinkan umat muslim untuk mengenal Imam Zaman dan mengobati rasa
sakit dan masalah mereka! Semoga Allah Ta'ala menghentikan mereka dari
kekejaman yang sedang mereka lakukan terhadap yang lain sehingga Islam
dapat memanifestasikan kemuliaan sejatinya di setiap negara muslim!

Ringkasan Khotbah Jumat
Sayyidina Amirul Mu'minin, Hadhrat Mirza Masroor Ahmad
Khalifatul Masih al-Khaamis ayyadahullaahu Ta'ala binashrihil 'aziiz
17 Juli 2015 di Masjid Baitul Futuh, London, UK.
Penerjemah: Hafizurrahman

Leave a Reply

 
Ahmadiyahjabar © 2014 | Designed By Blogger Templates