Advertise

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Sabtu, 14 Maret 2015

Manfaat air Bagi Tubuh

0 komentar

Melakukan aktivitas fisik di luar ruangan atau suhu yang panas memang bisa membuat kita mudah dehidrasi. Tapi, siapa sangka kalau bekerja seharian di ruangan ber-AC tak membuat kita luput dari risiko kekurangan cairan tubuh.

Kondisi yang sejuk dan nyaman seperti di dalam kantor sering membuat seseorang jarang merasa haus sehingga lebih sedikit minum. Padahal, tubuh orang dewasa memerlukan cairan sekitar 2 liter per hari. Makin tinggi aktivitas fisik dan pengeluaran keringat, jumlah air yang dikonsumsi bisa lebih banyak lagi.

Manfaat air Bagi Tubuh

Saat berada pada suhu yang dingin atau ber-AC, para pekerja sering tidak menyadari adanya pengeluaran air melalui keringat. Di ruangan ber-AC, pengeluaran cairan sebagian besar melalui urine atau saluran pencernaan, sangat sedikit melalui keringat.  

"Tidak adanya refleks haus menyebabkan kurangnya asupan cairan," kata dr. Maya Setyawati, spesialis okupasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam acara talkshow yang diadakan oleh Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI) di Jakarta (4/3/15).
JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah laporan terbaru yang ditulis dalam British Medical Journal menjelaskan bahwa tidak ada bukti kalau minum banyak air dapat mencegah beberapa masalah kesehatan dan ancaman dehidrasi.

Bahkan sejumlah ahli kesehatan di Inggris berani mengklaim, anjuran minum delapan gelas air sehari sebagai pepatah yang keliru dan malah justru bisa membahayakan. Menanggapi laporan itu, spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Mitra Kemayoran Jakarta dr. Candra Wibowo, SpPD, menyatakan bahwa klaim tentang kebutuhan air memang bisa menjadi sangat relatif. Namun, menurut dia, anjuran minum air delapan gelas sehari (sekitar 1500-2000 cc) sudah tepat, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya di wilayah tropis seperti Indonesia.

"Kalau dikatakan mitos tidak juga. Anjuran minum delapan gelas sehari masih bisa diterima secara keilmiahan," ujarnya, saat ditemui di ruang praktiknya, Senin (18/7/2011). Candra melihat, yang harus digarisbawahi terkait hasil penelitian tersebut adalah  penelitian itu dilakukan di Eropa, bukan di daerah tropis. Seperti diketahui, secara cuaca di negara Eropa jauh lebih dingin dibandingkan Indonesia sehingga wajar jika penelitian tersebut mengklaim anjuran minum delapan gelas air sehari sebagai suatu yang keliru.

"Daerah Eropa mungkin berbeda dengan daerah tropis. Intinya, minum air itu secukupnya," ujarnya.
Lebih lanjut Candra memaparkan, pada dasarnya ginjal dalam setiap tubuh manusia mempunyai otoregulasi (pengaturan  secara otomatis). Jadi, ketika kita haus, kekurangan air, badan akan memberikan feedback negatif ke otak sehingga mendorong kita untuk minum. Begitu pula sebaliknya, kalau kita cukup cairan di dalam badan, kita tidak akan merasa haus. Bahkan, secara otomatis ginjal akan mengeluarkan kelebihan air dalam tubuh melalui urine.

Secara tidak disadari, setiap saat manusia akan kehilangan cairan karena evaporasi (penguapan).  Evaporasi, kata Candra, bisa terjadi ketika orang bernapas, bicara, berkeringat, berkemih (kencing), dan buang air besar sehingga dibutuhkan cairan yang masuk tubuh untuk menggantikannya.
Dia menambahkan, adalah sesuatu yang sangat sederhana untuk mengukur dan mengetahui apakah seseorang sudah cukup atau tidak mengonsumsi air per harinya."Parameternya, kita lihat saja air seninya. Kalau warnanya sudah seperti teh (kuning keruh) kita kurang cairan. Tapi kalau sudah kuning bening, sudah cukup. Enggak perlu minum terlalu banyak," ujarnya.

Kebutuhan cairan setiap orang umumnya berbeda-beda. Menurut Candra, berdasarkan usia, seorang anak membutuhkan lebih banyak cairan dibandingkan orang dewasa dan orangtua. Pada anak-anak kebutuhan air 20-25 cc per kg berat badan per hari, dewasa 15 cc per kg berat badan per hari, sedangkan orang tua 10 cc per kg berat badan per hari.

Candra juga memperingatkan supaya tidak mengonsumsi air minum dalam jumlah yang berlebih. Pasalnya, minum air yang berlebihan bukan membuat ginjal Anda sehat, justru malah akan membuat kerja ginjal menjadi berat. Dalam beberapa penelitian, Candra mengemukakan, kalau kita minum lebih dari 2.810 cc air per hari, dalam konsumsi yang terus-menerus pada akhirnya akan merusak dan menurunkan fungsi ginjal.

"Saya setuju mitos yang mengatakan minum air banyak tidak menyehatkan. Saya selalu mengatakan ke pasien saya, minum banyak itu bisa menurunkan fungsi ginjal karena filtrasinya semakin sering," ujarnya. Salah satu akibat kelebihan asupan air dalam tubuh di antaranya bisa membuat seseorang menjadi tidak sadar karena pembengkakan otak. Hal ini, menurut dia, disebabkan kandungan natrium dalam darah berkurang lantaran lebih banyak air (homeostasis). Namun, hal ini hanya terjadi pada orang-orang yang psikogenik atau mempunyai kelainan ginjal.

"Jadi kalau terlalu banyak minum juga tidak baik. Pada prinsipnya kita tidak boleh makan dan minum yang berlebih. Karena segala sesuatu yang lebih pasti tidak baik," ujarnya. Berkurangnya cairan dalam tubuh tanpa disadari menyebabkan penurunan konsentrasi, kemampuan berpikir, dan kewaspadaan seseorang. Hal ini tentu berpengaruh bagi kualitas kinerja, bahkan keselamat kerja.
Dalam acara tersebut PERDOKI juga meluncurkan buku "Pedoman Kebutuhan Cairan bagi Pekerja agar Tetap Sehat dan Produktif". Dalam buku tersebut dijelaskan anjuran konsumsi air bagi para pekerja sesuai aktivitasnya.

"Melakukan pekerjaan ringan dan berada pada suhu lingkungan yang tidak panas, tubuh membutuhkan paling tidak sebanyak 1,9 liter perhari. Minumlah paling tidak satu gelas air putih setiap setengah jam dalam sehari", katanya. Sementara itu mereka yang bekerja dalam iklam cukup panas, dianjurkan untuk minum segelas air (150-200 ml) setiap 15-20 menit. Lingkungan kerja yang panas atau jenis pekerjaan berat membutuhkan air minum 2,8 liter perhari.

Data badan Pusat Statistik Februari 2014 menyebutkan, Indonesia saat ini memiliki pekerja lebih dari 118 juta orang, sekitar 70 persen bekerja di industri kecil menengah atau sektor informal. "Sebagian besar diantaranya memiliki tingkat pendidikan yang rendah, sehingga belum banyak yang memiliki pengetahuan mengenai fungsi dan kebutuhan air pada pekerja," kata Anung Sugihantoro, Mkes, sebagai Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak, dalam acara yang sama.

Iklim tropis di Indonesia diketahui menyebabkan risiko gangguan kesehatan pada pekerja menjadi lebih tinggi, salah satunya gangguan kesehatan akibat tekanan panas. (Monica Erisanti)

Sumber : KOMPAS.com 

Leave a Reply

 
Ahmadiyahjabar © 2014 | Designed By Blogger Templates