Advertise

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Kamis, 26 Maret 2015

Peneliti LIPI memberikan sambutan dlm pengajian bulanan JAI Depok

0 komentar
DR Najib Burhani peneliti LIPI & Pengurus PP Muhamadiyah sdg memberikan sambutan dlm pengajian bulanan JAI Depok minggu 15 Maret 2015

DR Najib : jika orang yg syahadat dlm kondisi perang saja dilarang dibunuh oleh Nabi saw, apalagi orang Ahmadiyah yg rajin tahajud spt dijalsah kemarin...?? Bagaimana sikap Nabi saw jika tahu orang Ahmadi yg rajin ibadah ini malah mau dibunuh & dibilang sesat oleh muslim lainnya...?? Nabi saw pasti akan marah sekali pada yg mengkafirkan Ahmadiyah tsb

DR Najib : Saat2 ini kondisi keberagamaan kita menjadi kaku krn banyak pemuka agama membuat list hal2 yg menjadikan orang kafir (islam jd sempit), dgn menjadikan sedikit2 orang dibilang sesat kafir & keluar dari islam
Itu akibat global paradoks, dunia jadi global tapi setiap orang menjadi merasa kecil & tdk tenang serta hanya nyaman dgn komunitasnya sendiri. Masing2 orang berusaha membuat identifikasi kaku pd golongannya saja. Jadi dunia makin terbuka tapi hubungan jadi makin kaku & eksklusif
Oleh krn mereka tdk nyaman dgn pluralisme. Pluralisme dianggap sebagai ancaman
Disisi lain kelompok plural yg mempromosikan multikulturusme juga saat ini dikritik, krn justru multikulturisme makin menjadikan penegasan identitas kelompok2 yg berbeda. Bermasyarakat dianggap rukun tapi tdk dlm konteks kita, melainkan masih kau & aku... kita tetap beda
DR Najib : Semua lembaga dakwah islam diindonesia menggunakan referensi Ahmadiyah utk melawan Kristen & agama lain tanpa mengakui itu dari buku yg ditulis tokoh Ahmadiyah. Tantangannya sekarang adalah sedikitnya buku2 yg ditulis oleh Ahmadiyah khususnya diindonesia dlm diskursus perbandingan agama atau solusi permasalahan umat yg standard secara ilmiah utk konsumsi umum. Padahal Hz. Masih Mau'ud as menghabiskan waktu berhari-hari menulis buku utk menjawab masalah umat demikian pula spt Khalifah ke-2 atau Zafrulah Khan.
DR. Najib : Prof Bakri ahli perbandingan agama diindonesia menggunakan buku2 Ahmadiyah untuk literaturnya sebagai referensi utama melalui buku yg disupply Pa Johan Efendi.

Leave a Reply

 
Ahmadiyahjabar © 2014 | Designed By Blogger Templates